Minggu, 24 Februari 2013


LAPORAN PRAKTIKUM

 
KIMIA DASAR 2
27 April 2012

 
Disusun oleh:

 
MAR'ATUS SHOLEHAH LIDDINI
NIM: 1111016200028

 

 
KELOMPOK 11:
  1. Rabil Alwi Darmawan
    NIM: 1111016200021
  2. Anisa Saida
    NIM: 1111016200018

     

     

     

     
    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
    JAKARTA
    2012
JUDUL PERCOBAAN
Kimia lingkungan
    
TUJUAN PERCOBAAN
Mengamati pengaruh polusi pada makhluk hidup
Melakukan pengujian kandungan logam dalam sampel air dan tanah

 
LANDASAN TEORI
    Kimia lingkungan itu amat luas, mulai menyangkut radikal hidrokarbon di udara, tetesan raksa di lantai atau dasar danau, maupun unsure beracun di pertambangan. Jadi kimia lingkungan itu ialah studi tentang sumber, reaksi, pengaruh, dan akhir zat kimia dalam tanah, air, dan udara di sekitar kita. Secara singkat kimia lingkungan ialah studi tentang gejala kimia di lingkungan kita (Sastrawijaya:2000).
    Pada saat ini, pencemaran berlangsung di mana-mana dengan laju begitu cepat, yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu, pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Yang lainnya akibat penggunaan berbagai produk bioksida dan bahan-bahan berbahaya aktivitas manusia (Achmad:2004).
    Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan air sudah semakin berat dengan masuknya limbah industry dari berbagai bahan kimia yang kadang kala sangat berbahaya dan beracun meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat: Hg, Pb, Cd, As dan sebagainya (Achmad:2004)
    Potensi Hidrogen (pH) air dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya hara-hara serta toksitas dari unsure-unsur renik (Saeni:1989). Pada umumnya jika pH air itu kurang dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus hati-hati, karena mungkin ada pencemaran seperti pabrik bahan kimia, rabuk, kertas, mentega, keju dan sebagainya (Sastrawijaya:2000). Air yang mempunyai pH antara 6,7 sampai 8,6 mendukung populasi ikan dalam kolam. Dalam jangkauan pH itu pertumbuhan dan pembiakkan air tidak terganggu (Sastrawijaya:2000).
    Daya Hantar Listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk menghantar listrik. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion dan suhu air. Oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan mempengaruhi kenaikan DHL. Suatu perairan permukaan alami mempunyai kisaran DHL 50-1500µmho/cm. Pada sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari mineral-mineral yang mudah larut, jumlah garam-garam terlarut misalnya Na, Mg, Cl, SO4, dll dapat bertambah. Di daerah aliran sungai yang kecepatan limpasan permukaannya tinggi akan banyak memberikan bahan-bahan terlarut ke dalam air. Padatan terlarut juga banyak berasal dari buangan penduduk, limbah industry, limpasan dari daerah pertanian, dan masuknya bahan-bahan aerosol ke dalam air (Saeni:1989).
    Pencemaran lingkungan sudah terjadi pula di lingkungan udara dan tanah dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain disebabkan oelh aktivitas manusia (antropogemik) juga dapat ditimbulkan oelh kegiatan alami, seperti kebakaran hutan karena kemarau panjang, letusan gunung berapi dan sebagainya (Achmad:2004).
    Setiap spesies hewan mempunyai batas-batas suhu agar dapat hidup. Kadar garam juga akan mempengaruhinya. Demikian pula kadar oksigen yang terlarut. Karena itu banyak factor yang mempengaruhi apa yang terkandung dalam air (Sastrawijaya:2000).
    Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makhluk yang tinggal di air, baik tanaman maupun hewan, bergantung kepada Oksigen yang terlarut ini. Jadi, penentuan kadar Oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu air (Sastrawijaya:2000).

 

ALAT DAN BAHAN
Alat
No
Alat
Jumlah
1Gelas beaker 250ml
1
2Statif & ring
1
3Kawat kasa
1
4Kaki tiga
1
5Pembakar spiritus
1
6Spatula
1
7Batang pengaduk
1
8Pipet tetes
1
9Tabung reaksi
4
10Rak tabung reaksi
1
11Gelas plastik
4
12pH meter
1
13Konduktiviti meter
1
14Termometer
1

 

Bahan
No
Bahan
Jumlah
1Detergent
Secukupnya
2PbNO3
30 tetes
3AgNO3
30 tetes
4FeCl3
30 tetes
5KI
10 tetes
6Na2CO3
5 tetes
7HCl
5 tetes
8NaOH
10 tetes
9Tanah basah
Secukupnya
10Tanah kering
Secukupnya
11Air keran
Secukupnya
12Air selokan 1
Secukupnya
13Air selokan 2
Secukupnya

 


 

PEMBAHASAN
    Setiap spesies hewan mempunyai batas-batas suhu agar dapat hidup. Kadar garam juga akan mempengaruhinya. Demikian pula kadar Oksigen yang terlarut. Karena itu banyak factor yang mempengaruhi apa yang terkandung dalam air (Sastrawijaya:2000). Potensi Hidrogen (pH) air dapat mempengaruhi jenis dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan mempengaruhi tersedianya hara-hara serta toksitas dari unsure-unsur renik (Saeni:1989). Pada umumnya jika pH air itu kurang dari 7 dan lebih dari 8,5 kita harus hati-hati. Air yang mempunyai pH antara 6,7 sampai 8,6 mendukung populasi ikan dalam kolam (Sastrawijaya:2000).
    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui pengaruh pencemaran pada makhluk hidup. Percobaan pertama yaitu mengamati perbedaan tingkah laku ikan di dalam kondisi air yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan, ikan langsung mati dalam waktu 3 detik ketika dimasukkan ke dalam air hangat dan juga tidak terdapat pergerakan pada mulut ikan ketika berada di air tersebut. Hal ini dapat disesuaikan dengan teori di atas bahwa setiap spesies hewan mempunyai batas-batas suhu agar dapat hidup. Demikian pula kadar Oksigen yang terlarut. Selain karena suhu, kadar Oksigen di dalam air hangat juga sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga ikan langsung mati begitu saja.
    Lain halnya ketika ikan dimasukkan ke dalam air yang mengandung detergent. Berdasarkan hasil pengamatan, ikan mengalami kejang-kejang dan kemudian mati. Pergerakan mulut ikan ketika berada di dalam air tersebut yaitu sebanyak 80 kali dan ketika ikan diangkat, terdapat lender pada kulit ikan. Hal ini dikarenakan air tersebut bersifat basa yang berarti air tersebut memiliki pH<7. Berdasarkan teori di atas, air ini tidak mendukung ikan untuk dapat hidup. Ikan mengalami kejang-kejang serta terdapat lendir pada tubuhnya, hal ini dapat diperkirakan ikan ini mengalami keracunan terhadap zat-zat kimia yang terkandung di dalam detergent hingga akhirnya mati. Hal ini dapat membuktikan bahwa air yang mengandung detergent ini berpengaruh buruk bagi makhluk hidup khususnya pada ikan.
    Percobaan kedua yaitu menguji kandungan logam yang terdapat dalam air. Kandungan timbale (Pb) di dalam air dapat diuji dengan menambahkan KI dan Na2CO3. Ketika ditambahkan dengan KI, air yang mengandung logam ini akan mengalami perubahan warna menjadi kuning cerah dan akan terbentuk endapan dari logam tersebut ketika bereaksi dengan larutan ini. Reaksi: PbNO3(aq) + KI(aq)     PbI(s) + KNO3(aq). Ketika ditambahkan dengan Na2CO3, larutan ini mengalami perubahan warna menjadi putih pucat dan terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi: PbNO3(aq) + KI(aq) + Na2CO3(l)         Pb2CO3(s) + NaI(aq) + KNO3(aq).
    Kandungan perak (Ag) di dalam air dapat diuji dengan menambahkan HCl, NaOH, dan KI. Ketika ditambahkan HCl, AgNO3(aq) akan mengalami perubahan warna menjadi ptih dan terdapat butiran-butiran putih tak larut yang berasal dari reaksi keduanya. Reaksi: AgNO3(aq) + HCl(l)        AgCl(s) + HNO3(aq). Ketika ditambahkan dengan NaOH, larutan mengalami perubahan warna menjadi abu-abu dan terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi: AgNO3(aq) + HCl(l) + NaOH(aq)        AgCl(s) + NaNO3(aq) + H2O. Ketika ditambahkan dengan KI, larutan ini mengalami perubahan warna kembali menjadi hijau pucat. Reaksi yang mungkin terjadi: AgNO3(aq) + HCl(l) + NaOH(aq) + KI(aq)     AgCl(s) + NaI(aq) + KNO3(aq) + H2O. Pemberian bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk menguji kandungan logam perak (Ag) yang terkandung di dalam air. Hal ini terbukti dari hasil reaksi yang terjadi yaitu menghasilkan endapan AgCl(s).
    Kandungan besi (Fe) di dalam air dapat diuji dengan menambahkan NaOH. Ketika FeCl3(aq) ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi coklat kemerahan dan terbentuk endapan. Reaksi: FeCl3(aq) + NaOH(aq)         Fe(OH)3(s) + NaCl(aq). Endapan yang terbentuk adalah Fe(OH)3(s).
    Percobaan ketiga, menguji kandungan logam-logam seperti Pb, Ag, dan Fe di dalam air yang terdapat di laboratorium fakultas. Dengan mengacu kepada percobaan kedua, kita dapat mengetahui apakah logam-logam tersebut terdapat di dalamnya atau tidak. Ketika ditambahkan dengan KI, tidak terdapat perubahan warna dan juga tidak terjadi perubahan pada air tersebut. Kemudian, ketika ditambahkan dengan Na2CO3 juga tidak terdapat perubahan warna serta tidak terjadi perubahan pada air tersebut. Hal ini membuktikan bahwa air tersebut tidak mengandung logam Pb, karena perubahan yang terjadi tidak sesuai dengan hasil pengamatan percobaan kedua dan apabila perubahan tersebut sesuai, maka air ini positif mengandung logam Pb.
    Ketika ditambahkan HCl, tidak terjadi perubahan warna serta tidak terjadi perubahan di dalam larutan ini. Lalu, ketika ditambahkan dengan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi keruh, namun tidak terjadi perubahan pada larutan. Ketika ditambahkan KI kembali, warna larutan berubah menjadi tidak berwarna dan tidak terjadi perubahan pada larutan. Berdasarkan data tersebut dan data dari hasil pengamatan percobaan kedua, dapat dipastikan bahwa pada air ini tidak mengandung logam perak. Ketika ditambahkan dengan NaOH kembali, tidak terdapat perubahan warna dan tidak terjadi perubahan pada larutan. Sehingga dapat dipastikan bahwa air ini juga tidak mengandung logam Fe.
    Percobaan keempat, menganalisis pencemaran pada sampel tanah dan air selokan yang terdapat di lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan, sampel pada tanah basah mempunyai pH 8,05 dan suhu 30,30C. Perbedaan nilai pH ini tidak terlalu jauh dari ambang batas normalnya yakni 7,00-8,50. Hal ini berarti bahwa, tanah yang terdapat di lingkungan tersebut belum tercemar dengan logam-logam berat ataupun yang lainnya.
    Sampel air selokan di sekitar sekolah dan di dekat kampus memiliki nilai pH 7,67 & 7,88. Hal ini berarti air tersebut masih dalam kategori aman bagi makhluk hidup karena masih dalam ambang batas normalnya, dapat dipastikan juga bahwa pencemaran yang terjadi pada sampel air tersebuut tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Namun, air ini tidak dapat dikonsumsi dikarenakan ada kemungkinan banyak bakteri yang berkembanng biak.
    Daya Hantar Listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk menghantar listrik. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion dan suhu air. Oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan mempengaruhi tekanan DHL. Suatu perairan permukaan alami mempunyai kisaran DHL 50-1500µmho/cm. Berdasarkan hasil pengamatan, daya hantar listrik yang terdapat pada air mineral yaitu 186,4µs dengan nilai pH 7,80 dan suhu 32,50C. Hal ini berarti kemampuan air mineral dalam menghantar listrik tidak terlalu besar. Nilai pH air mineral menunjukkan bahwa air mineral ini tidak tercemar dari bahan-bahan berbahaya. Biasanya air segar dari pegunungan mempunyai pH yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikategorikan bahwa air ini aman untuk makhluk hidup.

 
KESIMPULAN
    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Pencemaran/polusi dapat berpengaruh buruk bagi makhluk hidup
  2. Air ataupun tanah yang mengandung logam-logam berat seperti Pb, Ag, dan Fe sangat berbahaya bagi makhluk hidup
  3. Kandungan logam berbahaya dapat diuji dengan mereaksikan air yang mengandung logam tersebut dengan bahan-bahan tertentu
  4. Penggunaan bahan-bahan yang dapat menghasilkan zat-zat berbahaya harus dikurangi agar tidak terjadi pencemaran di lingkungan sekitar kita.

 
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Dr Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Saeni, MS.1989.Kimia Lingkungan: IPB
Sastrawijaya, A Tresna MSc.2000.Pencemaran Lingkungan.Jakarta: PT Rineka Cipta
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar