Senin, 25 Februari 2013


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 2

 
Senyawa Organik dan Anorganik
1 Juni 2012

 

Disusun oleh:
Mar'atus Sholehah Liddini
NIM: 1111016200028

 
Kelompok 11:
  1. Rabil Alwi Darmawan
NIM: 1111016200021
  1. Anisa Saida:
NIM: 1111016200018

 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012

 

JUDUL PERCOBAAN
Senyawa organic dan anorganik

 
TUJUAN PERCOBAAN
Membedakan senyawa organic dan anorganik

 
LANDASAN TEORI
    Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organic adalah suatu senyawa yang unsure-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor. Pada awalnya karbon ini secara tidak langsung menunjukkan hubungannya dengan system kehidupan. Namun dalam perkembangannya, ada senyawa organic yang tidak mempunyai hubungan dengan system kehidupan. Hal ini terbukti pada abad ke-19, senyawa organic dapat dibuat dari sumber-sumber yang tidak ada kaitannya dengan system kehidupan. Sebagai contoh Fredric-Wohler pada tahun 1828 telah berhasil membuat urea (urea adalah senyawa organic dari makhluk hidup yang berasal dari urin) dengan jalan menguapkan garam ammonium sulfat yang merupakan senyawa anorganik menjadi senyawa organic (Riswiyanto:2009).
    Istilah organic menyiratkan bahwa cabang ilmu kimia ini berkaitan dengan organism, atau makhluk hidup. Semula, kimia organic memang hanya berkenaan dengan zat-zat yang diperoleh dari makhluk hidup. Bertahun-tahun yang lalu, kimiawan menghabiskan banyak waktu untuk mengekstraksi, memurnikan, dan menganalisis zat dari hewan dan tumbuhan. Mereka termotivasi oleh keingintahuan alami tentang materi hidup dan juga oleh keingintahuan alami tantang materi hidup dan juga oleh keinginan untuk memperoleh bahan-bahan untuk obat, zat pewarna, dan produk berguna lainnya dari alam (Hart: 2003).
    Terdapat beberapa pendapat mengenai perbedaan antara senyawa organic dan anorganik, diantaranya mengatakan bahwa senyawa organic memiliki karbon sedangkan anorganik tidak. Namun, hal ini tidak tepat seratus persen benar. Lalu, adapula yang menjelaskan bahwa senyawa organic memiliki ikatan karbon-hidrogen, sedangkan anorganik tidak. Penjelasan ini sebagian besar benar sehingga alas an ini tepat untuk membedakan senyawa organic dan anorganik (Irwandi: 2012).
    Contoh dari senyawa organic atau molekul: asam nukelat, lemak, gula, protein, enzim, metana, dan beberapa bahan bakar. Sedangkan contoh dari senyawa anorganik: NaCl, logam , berlian, zat yang terbuat dari elemen tunggal dan senyawa lain yang tidak mengandung ikatan karbon-hidrogen (Irwandi: 2012).

 
ALAT DAN BAHAN
No
Alat
Jumlah
1
Elemen solder
1
2
Batang lidi
1
3
Gelas kimia 50ml
2
4
Pembakar spiritus
1
5
Spatula
1
6
Tabung reaksi
6
7
Magnet
2
8
Rak tabung reaksi
1
9
Konduktometer
1
10
Pipet tetes
1
11
Pipa kapiler
1
12
Lup
1
13
Statif & ring
1
14
Thermometer raksa
1
15
Kaki tiga & kawat kasa
1

 
No.
Bahan
Jumlah
1
HCl 3M
Secukupnya
2
NiCl2
Secukupnya
3
CuSO4
Secukupnya
4
ZnCl2
Secukupnya
5
MnO2
0,1g
6
SiO2
0,1g
7
NaCl
0,1g
8
Naftalen
0,1g
9
Air
10ml
10
Methanol
10ml
11
NH4OH 0,01M
20ml
12
NaCl 0,1M
20ml
13
NaOH 0,1M
20ml
14
Asam salisilat
2mm
15
Polivinil alcohol (PVA)
2mm
16
Minyak goreng
secukupnya

 
PEMBAHASAN
    Berikut ini adalah beberapa perbedaan dari susunan senyawa organic dan anorganik:
Senyawa Organik
Senyawa Anorganik
  1. Senyawa organic terdiri dari sedikit unsure saja C, H, O, N, S, P, dan halogen pada umumnya.
  2. Umumnya ditemukan di dalam benda hidup, seperti binatang dan tumbuhan.
  3. Biasanya berbentuk gas, larutan atau padatan yang mempunyai titik lebur rendah.
  4. Merupakan senyawa kovalen, umumnya tidak larut dalam air dan pelarut polar lain. Larut dalam pelarut non-polar.
  5. Umumnya mudah menguap dan tidak mudah terbakar
  6. Larutannaya tidak dapat menghantarkan listrik.
  1. Senyawa anorganik terdiri dari semua unsure yang telah diketahui.

 
  1. Umumnya diperoleh dari benda tak hidup, seperti mineral.
  2. Biasnya berupa padatan yang mempunyai titik lebur dan titikdidih tinggi.
  3. Merupakan senyawa elektrovalen, umumnya larut dalam air dan pelarut polar lain. Namun, tidak larut dalam pelarut non-polar.
  4. Umumnya tidak mudah menguap dan tidak mudah menyala.
  5. Larutannya merupakan penghantar listrik yang baik.
(Irwandi: 2012)
    Pada percobaan kali ini yaitu mengenai uji nyala dari senyawa NiCl2, CuSO4, ZnCl2. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, ketika NiCl2 dibakar, senyawa ini menghasilkan warna biru. Lalu ketika CuSO4 dibakar, akan menghasilkan api yang berwarna hijau dan ketika ZnCl2 dibakar menghasilkan api yang berwarna biru. Hal ini membuktikan bahwa senyawa tersebut mudah terbakar, dan berdasarkan data perbedaan senyawa organic dan anorganic di atas, senyawa-senyawa tersebut merupakan golongan senyawa anorganik. Pada percobaan kali ini, untuk menguji nyala api dari senyawa tersebut digunakan kawat nikrom yang berasal dari elemen solder yang diikat dengan sebatang lidi. Penggunaan alat ini untuk mempermudah praktikan dalam percobaan kali ini dan juga dikarenakan kawat tersebut tidak mudah terbakar. Sebelum dan setelah menggunakan alat ini disarankan untuk dibilas dengan HCl 3M agar alat ini tetap steril dari zat-zat yang masih tersisa atau menempel pada alat sehingga tidak menghambat percobaan.
    Pada percobaan berikutnya yaitu uji kelarutan dari bahan-bahan yang digunakan yaitu MnO2, SiO2, NaCl, dan Naftalen. MnO2 diperoleh dari bubuk baterai. Kemudian MnO2 dilarutkan dalam air dari methanol. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, MnO2 dalam air dan methanol tidak dapat larut sehingga senyawa ini dapat digolongkan sebagai senyawa organic. Senyawa organic hanya dapat larut dalam pelarut non-polar seperti eter, benzene, dan kloroform. Begitu pula dengan SiO2, SiO2 dalam air dan methanol tidak dapat larut sehingga senyawa ini juga dapat digolongkan sebagai senyawa organic. Karena senyawa-senyawa ini sudah dapat digolongkan sebagai senyawa organic (karena sukar larut), maka tidak perlu diuji konduktivitasnya, karena berdasarkan teori di atas, senyawa organic tidak dapat menghantarkan listrik.
    Selanjutnya, msih dalam percobaan yang sama. Senyawa NaCl dilarutkan dalam pelarut air dan methanol. Senyawa NaCl di dalam pelarut air dapat larut, sedangkan di dalam pelarut polar (methanol) tidak dapat larut. Hal ini membuktikan bahwa senyawa ini merupakan senyawa anorganik. Oleh karena itu dapat dilakukan uji konduktivitas. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, konduktivitas NaCl yaitu 12,36 µs. Lalu, dapat juga kita uji sifat magnetiknya, dan berdasarkan hasil pengamatan di atas, senyawa ini memiliki sifat magnetic pula. Jadi, selain dapat menghantarkan listrik, senyawa ini juga bersifat magnetic.
    Selanjutnya, masih dalam percobaan yang sama pula. Senyawa dari naftalen dilarutkan dalam pelarut air dan methanol. Naftalen dalam pelarut air tidak dapat larut, sedangkan dalam pelarut polar (methanol) dapat larut. Berdasarkan dasar teori di atas, naftalen dapat digolongkan sebagai senyawa anorganik. Lalu, praktikan melakukan uji konduktivitas pada naftalen, berdasarkan hasil pengamatan di atas, nilai konduktivitas naftalen aitu 3,24µs. Ini berarti bahwa larutan naftalen dapat menghantarkan listrik. Kemudian praktikan melakukan uji magnetic, berdasarkan hasil pengamatan di atas, larutan ini tidak memiliki sifat magnetic.
    Pada percobaan berikutnya yaitu uji konduktivitas pada larutan NH4OH 0,01M, NaOH 0,1M dan NaCl 0,1M. berdasarkan hasil pengamatan di atas, konduktivitas NH4OH 0,1M yaitu 90,8µs, larutan NaOH 0,1M yaitu 79,1µs, dan NaCl 0,1M yaitu 0,39µs. Hal ini berarti larutan NH4OH merupakan penghantar listrik yang lebih baik dibandingkan dengan NaOH 0,1M dan NaCl 0,1M. perbedaan nilai konduktivitas NaCl 0,1M dengan NaCl pada larutan sebelumnya disebabkan karena perbedaan nilai Molaritas dari masing-masing larutan. Karena dapat menghantarkan listrik, larutan tersebut merupakan senyawa anorganik.
    Percobaan selanjutnya yaitu uji titik lebur. Pada percobaan kali ini digunakan senyawa organic dikarenakan senyawa organic memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa anorganik. Pada percobaan kali ini digunakan Asam Salisilat dan Polivinil Alkohol (PVA) sebagai bahan-bahannya. Pada percobaan kali ini digunakan penangas yang didalamnya menggunakan minyak goring, hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pemanasan karena titik didih minyak goring lebih tinggi daripada air. Percobaan kali ini juga menggunakan thermometer raksa karena titik lebur dari bahan-bahan tersebut >1000C. Pipa kapiler digunakan sebagai wadah untuk zat yang digunakan. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, titik lebur dari asam salisilat yaitu 1500C. Dalam percobaan titik lebur Polovinil Alkohol (PVA), praktikan tidak dapat menentukan dengan pasti nilainya dikarenakan terlalu lama waktu yang dibutuhkan zat ini untuk meleleh. Karena pada saat suhu menunjukkan pada angka 1000C dan 1500C, zat ini belum meleleh juga, sehingga percobaan pun dihentikan, dan praktikan hanya dapat memperkirakan bahw titik lebur dari Polivinil Alkohol (PVA) >2000C.

 
KESIMPULAN
    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
  1. Senyawa NiCl2, CuSO4, dan ZnCl2 merupakan golongan senyawa anorganik karena senyawa tersebut mudah terbakar.
  2. Senyawa MnO2 dan SiO2 merupakan senyawa organic karena tidak dapat larut dalam pelarut air maupun pelarut polar (methanol).
  3. Senyawa NaCl merupakan senyawa anorganik karena dapat larut dalam air dan dapat menghantarkan listrik.
  4. Naftalen juga merupakan senyawa anorganik karena dapat larut dalam pelarut polar (methanol).
  5. Larutan NH4OH 0,01M, NaOH 0,1, dan NaCl 0,1M merupakan senyawa anorganik karena dapat menghantarkan listrik.
  6. Asam salisilat dan Plovinil Alkohol (PVA) merupakan senyawa organic karena memiliki titik lebur lebih rendah dibandingkan dengan senyawa anorganik.

 

 

 
DAFTAR PUSTAKA
Hart, dkk.2003.Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat edisi kesebelas.Jakarta:Erlangga
Irwandi, Dedi.2012.Experiment's book of General Chemistry II.Jakarta:P.IPA-FITK Press
Riswiyanto.2009.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar