Senin, 25 Februari 2013


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR 2

 
Pengenalan Biokimia
26 Mei 2012

 


 

 
Disusun oleh:
MAR'ATUS SHOLEHAH LIDDINI
NIM: 1111016200028


Kelompok 11:
  1. Rabil Alwi Darmawan
    NIM: 1111016200021
  1. Anisa Saida
    NIM: 1111016200018

     

     
    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
    JAKARTA
    2012

     

    JUDUL PERCOBAAN
    Pengenalan biokimia

     
    TUJUAN PERCOBAAN
    1. Mengetahui karakteristik pati
    2. Mengetahui kandungan karbohidrat pada makanan
    3. Mengetahui kandungan protein pada makanan
    4. Mengetahui kandungan vitamin pada makanan

     
    LANDASAN TEORI
        Biokimia adalah ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel atau organism hidup sekaligus dengan reaksi kimianya. Definisi lain mengatakan bahwa biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia.
        Seperti yang terdapat dalam definisi dari biokimia, ruang lingkup biokimia di antaranya yaitu protein, karbohidrat, dan vitamin. Di bawah ini akan diuraikan mengenai karakteristik dari molekul-molekul tersebut:
    1. Protein
      Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel, menyusun lebih dari setengah berat kering. Protein terdiri dari rantai polipeptida panjang, yang disusun oleh 100 sampai 1000 unit asam amino yang disatukan oleh ikatan peptide. Protein sederhana hanya menghasilkan asam amino dengan hidrolisis; protein konjugasi mengandung beberapa komponen tambahan lain, suatu ion logam atau gugus prostetik organic (Lehninger:1982).
      Konsumsi protein diperlukan sebagai sumber N untuk tubuh dalam pembentukan zat-zat yang mengandung N (nitrogenous) dan sebagai sumber asam amino esensial yang tidak dapat dibentuk dalam tubuh atau hanya dalam jumlah kecil untuk mensuplai kebutuhan sehari-hari. Sejumlah asam amino dalam tubuh digunakan untuk pembentukan protein dan berada dalam tubuh dengan bentuk polipeptida dan protein yang lebih besar (Linder:1992).
    2. Karbohidrat
      Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empiric (CH2O)n. Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu unit aldehida atau keton); oligosakarida (beberapa unit monosakarida); dan polisakarida, molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit monosakarida. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi manusia dan bagi kebanyakan kehidupan hewan, seperti juga bagi berbagai mikroorganisme. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsure structural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman, dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan. Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai senyawa perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel hewan (Lehninger:1992).
    3. Vitamin
      Vitamin adalah bahan organic kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit pada makanan (relative terhadap zat makanan lainnya kecuali mineral mikro). Vitamin-vitamin tersebut esensial dalam arti tidak dapat disintesis oleh jaringan tubuh manusia semuanya atau dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam kondisi normal (Linder: 1992).
      Vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara bersama-sama kita sebut metabolism. Seperti halnya enzim, bentuk aktif vitamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam jaringan (Lehninger: 1982).
      Penemuan vitamin dan nilai penyelamat kehidupannya di dalam melindungi dan menyembuhkan penyakit kekurangan nutrisi adalah salah satu sumbangan terpenting dari biokimia terhadap dunia kedokteran dan kesejahteraan manusia (Linder:1992).

       

       

       

       

       

       

       
    ALAT DAN BAHAN
    No
    Alat
    Jumlah
    1
    Lumpang & alu
    1
    2
    Pipet tetes
    1
    3
    Pelat tetes
    1
    4
    Tabung reaksi
    6
    5
    Rak tabung reaksi
    1
    6
    Penjepit tabung reaksi
    1
    7
    Spatula
    1
    8
    Panci
    1
    9
    Kompor listrik
    1
    10
    Kertas lakmus
    1
    11
    Gelas ukur 10ml
    1

     
    No
    Bahan
    Jumlah
    1
    Kentang
    Secukupnya
    2
    Roti
    Secukupnya
    3
    Reagen benedict
    3,5ml
    4
    Susu
    secukupnya
    5
    Putih telur
    Secukupnya
    6
    NaOH 10%
    5ml
    7
    CuSO4 0,5%
    6 tetes
    8
    Nasi rendaman lama
    Secukupnya
    9
    Nasi rendaman baru
    Secukupnya
    10
    CuSO4 2%
    6 tetes
    11
    NaOH 3N
    1ml
    12
    FeCl3 1%
    6 tetes
    13
    Larutan pati
    25ml
    14
    Iodine cair
    30 tetes
    15
    HCl 32%
    5 tetes
    16
    Na2S2O3
    5 tetes

     

     

    PEMBAHASAN
    Uji Karbohidrat
        Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan di atas, pemberian reagen benedict pada kentang dan roti menghasilkan perubahan yang berbeda. Ketika kentang yang telah dihaluskan diberikan beberapa tetes reagen benedict, terjadi perubahan warna pada kentang yakni menjadi hijau kebiru-biruan sedangkan yang terjadi pada roti, perubahan warna yang terjadi yaitu biru muda.
        Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, natrium sitrat. Uji benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya transformasi isomeric. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata. Pereaksi benedict terdiri dari logam Cu dan larutan basa kuat.
        Seperti yang kita ketahui, kentang dan roti merupakan makanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi selain nasi. Berdasarkan pernyataan di atas, penggunaan reagen benedict yaitu untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Seharusnya ketika suatu makanan yang mengandung karbohidrat diuji dengan benedict akan menghasilkan perubahan warna menjadi merah bata, namun yang terjadi pada kentang dan roti tidak demikian. Hal ini memungkinkan bahwa kentang dan roti tidak banyak mengandung gula. Berdasarkan landasan teori pula bahwa karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida atau gula (satu unit aldehida atau keton); oligosakarida (beberapa unit monosakarida); dan polisakarida, molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit monosakarida.
    Uji Protein
        Uji biuret baik digunakan untuk uji ummum terhadap protein, karena ujji ini dapat mendeteksi kehadiran ikatan peptide. Uji biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+ dan ikatan peptide dalam suasana basa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein (Bintang:2010).
        Berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan di atas, ketika susu dan putih telur diberi perlakuan yang sama yaitu dengan menambahkan 2ml NaOH 10%, terjadi perubahan dari warna awal masing-masing (putih telur & susu) yakni menjadi violet dan ungu. Hal ini membuktikan bahwa susu dan putih telur positif mengandung protein.
        Intensitas warna yang dihasilkan merupakan ukuran jumlah ikatan peptide yang ada dalam protein. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein, dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa semakin pekat warna yang dihasilkan maka akan semakin banyak pula jumlah dari ikatan peptide yang ada dalam protein.
    Uji Vitamin B
        Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan di atas, praktikan melakukan perbandingan kandungan vitamin B yang terdapat pada nasi yang direndam semalaman dan nasi yang baru direndam. Hasil yang didapat juga berbeda, namun keduanya positif mengandung vitamin B. Pada sampel nasi yang direndam semalaman ketika direaksikan dengan FeCl3 1% berubah warna menjadi kuning bukan jingga, hal ini memungkinkan bahwa kandungan vitamin B yang terdapat pada nasi yang direndam semalamantelah berkurang. Hal ini bertolak belakang dengan sampel yang menggunakan nasi yang baru direndam.
    Uji Karakterisitik Pati
        Larutan pati akan bereaksi dengan iod membentuk warna biru karena iod masuk ke dalam kumparan molekul pati. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin. Pada pemanasan, warna biru akan hilang karena molekul pati meregang, sehingga iod lepas dari kumparan pati, tetapi akan kembali menjadi biru bila didinginkan. Amilosa akan memberikan warna yang lebih biru dibandingkan dengan amilopektin.
        Pada percobaan I, larutan pati yang diambil didekantasi dari endapannya. Endapan ini terbentuk ketika larutan tersebut didiamkan beberapa saat. Lalu antara endapan dan cairan yang telah dipisahkan tersebut, masing-masing diberi 5 tetes Iodium cair. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, endapan yang diberi Iodium cair mengalami perubahan warna menjadi biru tua. Hal ini menunjukkan bahwa endapan pati telah bereaksi dengan iod dan kemudian iod ini masuk ke dalam kumparan molekul pati. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, cairan (yang berasal dari pemisahan antara endapan pati dan cairannya) tersebut ketika direaksikan dengan Iodium cair, tidak menghasilkan perubahan. Hal ini diperkirakan bahwa kandungan pati yang terdapat dalam cairan tersebut telah berurang atau bahkan telah hilang.
        Pada percobaan II, berdasarkan percobaan dan hasil pengamatan di atas, larutan pati 1% + HCl 32% menghasilkan warna biru tua, ketika dipanaskan warna biru larutan menghilang hal ini dikarenakan molekul pati yang terdapat pada sampel larutan tersebut meregang, namun ketika sampel larutan tersebut diuji dengan Iodium cair, warna biru terbentuk kembali, hal ini berarti iod masuk ke dalam kumparan molekul pati, namun ketika proses pemanasan dilanjutkan beberapa lama, warna biru yang dihasilkan ketika bereaksi dengan Iodium cair lambat laun menghilang, ini berarti bahwa molekul pati meregang kembali. Setelah warna biru tidak berbentuk lagi, sampel larutan dinetralkan dengan NaOH 10% dengan bantuan kertas lakmus. Kemudian 2ml reagen benedict + 4 tetes sampel dipanaskan di penangas air. Reaksi ini menghasilkan perubahan warna dari biru menjadi hijau tosca dan terbentuk endapan berwarna merah bata. Larutan benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Uji benedict dilakukan pada suasana basa yang menyebabkan terjadinya transformasi isomeric. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata. Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan di atas dapat dibuktikan bahwa pati mengandung glukosa.
        Pada percobaan III, pada tabung I yaitu larutan pati + 20 tetes Iodin menghasilkan warna larutan menjadi violet, namun setelah dipanaskan, larutan menjadi tidak berwarna. Hal ini berarti molekul pati meregang dan setelah didinginkan, senyawa yang terdapat pada sampel akan stabil dan warna biru pun muncul kembali. Pada tabung II yaitu larutan pati + 10 tetes Iodin menghasilkan warna larutan menjadi biru tua, kemudian ketika ditambhakan dengan 5 tetes Na2S2O3, warna biru menghilang dan setelah didiamkan beberapa lama warna biru pun tetap tidak muncul kembali. Hal ini dikarenakan ion Na+ mengikat iodium tersebut sehingga iod tidak masuk kembali ke dalam kumparan molekul pati.

     
    KESIMPULAN
        Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
    1. Untuk menguji karakteristik dari pati dapat melakukan uji iod dan uji benedict
    2. Uji benedict dapat digunakan pula untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada makanan
    3. Uji biuret dapat digunakan untuk mengetahui kandungan protein pada makanan
    4. Uji biuret juga dapat digunakan untuk menentukan banyak atau tidaknya jumlah ikatan peptide yang ada dalam protein
    5. Kandungan vitamin pada makanan dapat diuji dengan larutan FeCl3 1%, CuSO4 2%, dan NaOH 3N.

     
    DAFTAR PUSTAKA
    Bintang, Maria.2010.Biokimia Teknik Penelitian.Jakarta:Erlangga
    Lehninger, Albert L.1982.Dasar-dasar Biokimia jilid 1.Jakarta:Erlangga
    Linder, Maria C.1992.Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia
       
     

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar